MAKALAH
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN
PRODUK SAMPINGAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Dosen
Pengampu :
Maya Widyana Dewi , SE.MM
Disusun
Oleh :
1. Imam Buchori (2014DA027)
2. Oni Monika (2014DA037)
3. Risa Ristanti (2014SA059)
SEKOLAH
TINGGI IMU EKONOMI – AAS
SURAKARTA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
bab–bab terdahulu telah diuraikan perhitungan harga pokok produk dalam
perusahaan yang menghasilkan satu macam produk dari proses produksinya. Produk
tersebut diproduksi berdasarkan pesanan ( dalam metode harga pokok pesanan )
dan di produksinya secara massa (dalam metode harga pokok proses ). Dalam
proses produksi perusahaan tertentu, seringkali kita jumpai pengolahan satu
atau beberapa macam bahan baku dalam satu proses produksi dapat menghasilkan
dua jenis produk atau lebih. Perusahaan penggilingan gabah misalnya , mengolah
bahan baku berupa gabah dan menghasilkan lebih dari satu macam produk berupa ;
beras, menir, katul, dan dedak. Perusahaan gas asam arang mengolah deisel fuel
menjadi gas asam arang (CO²) berusaha gas dan gas asam arang padat (dry ice). Perusahaan
minyak mengolah minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah , oli dan produk
dari minyak yang lain. Dalam perusahaan semacam ini, karena berbagai produk
yang dihasilkan tesebut berasal dari proses pengolahan bahan baku yang , timbul
masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk yabg
dihasilkan tersebut. Biaya bersama ini dikumpulkan dengan metode harga pokok
proses atau metode harga pokok pesanan , tergantung dari sifat produksinya.
Alokasi biaya bersama kepada produk bersama kepada produk bersama ini terutama
ditujukan untuk penentuan laba dan penentuan harga pokok persediaan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
produk bersama dan produk sampingan?
2.
Apa saja
karakterisitik produk bersama dan produk sampingan?
3.
Apa saja metode
yang digunakan untuk mengalokasikan biaya produk bersama?
C.
TUJUAN
1.
Mendiskripsikan
pengertian produk bersama dan sampingan.
2.
Mendiskripsikan
macam-macam karakteristik produk bersama dan produk sampingan.
3.
Mendiskripsikan
macam-macam metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya produk bersama
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Produk bersama adalah beberapa
produk yang diproduksi secara bersamaan dengan menggunakan bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead pabrik dan akan menghasilkan jenis-jenis produk bersama
dalam perbandingan-perbandingan tertentu. Produk sampingan adalah produk yang
dihasilkan dari proses produk bersama tetapi produk ini nilainya relatif lebih
rendah dibanding produk utama.
Biaya bersama ialah biaya
overhead bersama yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam
perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun massal. Biaya
produk bersama adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah
sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya.
Pengertian pertama biaya
bersama tersebut disebut biaya bergabung. Biaya bergabung adalah biaya-biaya
untuk memproduksi dua/lebih produk yang terpisah dengan fasilitas sama pada
saat yang bersamaan. Biaya bergabung tidak meliputi biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Sedangkan pengertian kedua disebut biaya bersama.
Biaya bergabung dan biaya
bersama dapat dibedakan ditinjau dari sudut alokasinya. Dasar yang dipakai
untuk mengalokasikan biaya bergabung harus menggambarkan aliran biaya tersebut
dalam proses produksi / kepada produk. Dalam alokasi biaya bersama, dasar yang
dipakai untuk alokasi tidak menggambarkan aliran biaya bersama tersebut ke
dalam produk.
Biaya bersama dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi berbagai macam produk yang dapat berupa :
·
Produk bersama (joint product) : dua produk atau
lebih yang diproduksi secara ’serentak dengan serangkaian proses atau dengan
proses gabungan.
·
Produk sampingan (by-product) : satu produk atau
lebih yang nilai jualnya relatif rendah,yang diproduksi bersama dengan produk
lain yang nilai jualnya tinggi.
·
Produk sekutu (co-product) : dua produk atau lebih
yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan
pengolahanyang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.
B.
Karakteristik
Produk Bersama dan Produk Sampingan
Karakteristik Produk
Bersama :
a) Merupakan
produk-produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan
produksi, melalui suatu proses atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan.
b) Nilai
penjualan adalah relatif lebih besar bila dibandingkan dengan produk-produk
sampingan yang dihasilkan, dan relatif sama diantara produk-produk umum.
c) Biasanya
dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang besar.
d) Seringkali
memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e) Salah
satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain.
KarakteristikProduk
Sampingan :
a)
Dihasilkan bersama
dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan
untuk membuat produk ini.
b)
Nilai penjualan adalah
relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk
utama.
c)
Dihasilkan dalam jumlah
unit atau kuantitas yang lebih sedikit.
d)
Kadang-kadang
memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e)
Produk ini tidak dapat
dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama.
C.
AKUNTANSI
PRODUK BERSAMA
Perusahaan yang menghasilkan
produk bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran produknya, karena
masing-masing produk memiliki masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda.
Manajemen biasanya ingin mengetahui kontribusi masing-masing produk terhadap
pendapatan perusahaan. Untuk itu, perlu diketahui seteliti mungkin bagian dari
seluruh biaya produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk bersama.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengalokasikan biaya bersama kepada tiap-tiap produk bersama, antara lain :
1.
Metode
Nilai Jual Relatif
Metode ini menggunakan dasar
pemikiran bahwa harga jual suatu produk merupaka perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi
daripada produk lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan oleh produk
tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk lain.
Contoh 1 :
PT Jaya mengeluarkan biaya bersama
yang digunakan untuk memproduksi barang A,
B, dan C sebesar Rp 20.000.000,00.
Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tersaji dalam tabel di
bawah ini :
Produk
|
Jmh produk
|
Harga/Kg
|
A
|
6000
|
3000
|
B
|
8000
|
4000
|
C
|
10000
|
5000
|
Bagaimana alokasi biaya bersama
dengan metode nilai jual relatif ?
Jawab :
PRODUK
|
JML
PRODUK
|
HARGA/KG
|
NILAI
JUAL
|
NILAI
JUAL RELATIF(%)
|
ALOKASI
BIAYA BERSAMA
|
HARGA
PRODUK BERSAMA PER KG
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
(1
x 2)
|
(3/100.000.000
x 100 %)
|
(4
x 20.000.000)
|
(5
: 1)
|
||||
A
|
6.000
|
3.000
|
18.000.000
|
18%
|
3.600.000
|
600
|
|
B
|
8.000
|
4.000
|
32.000.000
|
32%
|
6.400.000
|
800
|
|
C
|
10.000
|
5.000
|
50.000.000
|
50%
|
10.000.000
|
1.000
|
|
24.000
|
100.000.000
|
100%
|
20.000.000
|
2.400
|
|||
Variasi penggunaan metode nilai
jual relatif seperti apabila satu atau beberapa produk bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah
saat terpisah (split-off). Nilai jual
diketahui setelah produk diolah lebih lanjut. Namun, pada saat terpisah produk
bersama belum memiliki nilai jual. Untuk itu, perlu dihitung nilai jual
hipotesis yaitu mengurangi nilai jual produk bersama yang telah diolah lebih
lanjut dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan produk saat terpisah.
Contoh 2 :
PT Hans mengeluarkan biaya bersama
sebesar Rp 10.000.000,00 untuk memproduksi barang A, B, dan C. Setelah terpisah
produk B dan C memerlukan biaya tambahan (separable cost) masing-masing sebesar
Rp 400,00/kg dan Rp 300,00/kg. Dengan jumlah produk dan harga produk tercantum
pada tabel di bawah ini :
Produk
|
Jmh produk
|
Harga/Kg
|
A
|
4000
|
2000
|
B
|
5000
|
3000
|
C
|
6000
|
4000
|
Bagaimana alokasi biaya bersama
dengan mempertimbangkan biayayang dikeluarkan saat produk bersama terpisah ?
Jawab :
Soal alokasi biaya
bersama dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan saat
produk bersama Terpisah
|
||||||||||||||||||
PT.HANS
|
||||||||||||||||||
PRODUK
|
HARGA/KG
|
BIAYA PENGOLAHAN PER
KG SETELAH SAAT TERPISAH
|
NILAI JUAL HIPOTESIS
|
JUMLAH YG DI PRODUKSI
|
NILAI JUAL HIPOTESIS X
JUMLAH YG DIPRODUKSI
|
NILAI JUAL HIPOTESIS
RELATIF (%)
|
ALOKASI BIAYA BERSAMA
|
HARGA POKOK PER KG
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|||||||||||
(1-2)
|
(3 X 4 )
|
(5 : 43200000 x 100 %)
|
6 X 10000000
|
7 :4 (Rp)
|
||||||||||||||
A
|
2.000
|
2.000
|
4.000
|
8.000.000
|
19%
|
1.900.000
|
475
|
|||||||||||
B
|
3.000
|
400
|
2.600
|
5.000
|
13.000.000
|
30%
|
3.000.000
|
600
|
||||||||||
C
|
4.000
|
300
|
3.700
|
6.000
|
22.200.000
|
51%
|
5.100.000
|
850
|
||||||||||
9.000
|
700
|
8.300
|
15.000
|
43.200.000
|
100%
|
10.000.000
|
1.925
|
|||||||||||
2.
Metode
Satuan Fisik
Metode satuan fisik mencoba
menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan
oleh masing-masing produk akhir. Metode ini menghendaki bahwa produk bersama
yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika
produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan koefisien
ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi
satuan yang sama.
Contoh 3 :
PT ABC menghabiskan 10.000 kg tebu
untuk diproduksi. Hasil produksi tersebut dikurangi dengan kerugian sebanyak
200 kg akibat hilang dalam proses. Dengan harga pokok bahan baku yang dipakai
adalah sebesar Rp 12.000.000,00. Hasil produksi tampak pada tabel di bawah ini
:
Produk
|
Kuantitas/kg
|
Gula
|
4000
|
Vetsin
|
3000
|
Produk lainnya
|
3000
|
Jumlah
|
10000
|
Bagaimana alokasi biaya bersama
dengan metode satuan fisik ?
Jawab :
PRODUK
|
KUANTITAS/KG
|
PERSENTASE
|
ALOKASI
BAHAN POKOK BAHAN BAKU
|
1
|
2
|
3
|
|
(1/10.000
x 100%)
|
(2
x 12.000.000)
|
||
GULA
|
4.000
|
40%
|
4.800.000
|
VETSIN
|
3.000
|
30%
|
3.600.000
|
PRODUK
LAINNYA
|
3.000
|
30%
|
3.600.000
|
JUMLAH
|
10.000
|
100%
|
12.000.000
|
PRODUK
YG HILANG DALAM PROSES
|
200
|
||
10.200
|
3.
Metode
Rata-Rata Biaya per Satuan
Metode ini hanya dapat
digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama.
Pokok pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk
dari proses yang sama, harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi
kuantitas yang diproduksi.
Contoh 4 :
PT.
Meubel Jaya menghasilkan berbagai macam perabotan dari kayu seperti
meja, kursi, pintu dan produk lainnya. Untuk memproduksi
produk bersama tersebut mengeluarkan biaya bersama sebesar Rp 40.000.000,00 dengan
jumlah produk yang dihasilkan adalah 1.000.000 m3 dengan rata-rata biaya per
1000m3 adalah sebesar Rp 40.000,00 (Rp 40.000.000,00/1000). Berikut data produk
beserta kuantitasnya:
Produk
|
Kuantitas/kg
|
Meja
|
240000
|
Kursi
|
360000
|
Meja
|
240000
|
Produk lainnya
|
160000
|
Jumlah
|
1000000
|
Bagaimana
alokasi biaya bersama dengan metode biaya rata-rata ?
Jawab :
PRODUK
|
KUANTITAS YG DIPRODUKSI
|
RATA2
BIAYA PER 1000 M³
|
HARGA
POKOK PRODUK
|
1
|
2
|
3
|
|
(1
x 2 : 1000)
|
|||
MEJA
|
240.000
|
40.000
|
9.600.000
|
KURSI
|
360.000
|
40.000
|
14.400.000
|
MEJA
|
240.000
|
40.000
|
9.600.000
|
PRODUK
LAINNYA
|
160.000
|
40.000
|
6.400.000
|
JUMLAH
|
1.000.000
|
40.000.000
|
|
4.
Metode
Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode ini kuantitas
produksi dikalikan dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai
sebagai dasar alokasi. Angka penimbangnya berdasarkan jumlah bahan yang
dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan pembedaanjenis
tenaga kerja yang dipakai tiap jenis produk.
Contoh 5 :
Biaya bersama yang dikeluarkan
sebuah perusahaan untuk memproduksi produk
bersama adalah sebesar Rp 8.500.000,00. Jumlah produk yang
dihasilkan dan angka penimbangnya adalah sebagai berikut :
Produk
|
Jmh produk
|
Angka Penimbang
|
A
|
6000
|
1
|
B
|
5000
|
2
|
C
|
4000
|
3
|
15000
|
Bagaimana alokasi biaya bersama
dengan metode rata-rata tertimbang :
Jawab :
PRODUK
|
JUMLAH
PRODUK YG DIPRODUKSI
|
ANGKA
PENIMBANG
|
JUMLAH
ANGKA YG DI PRODUKSI * ANGKA PENIMBANG
|
ALOKASI
BIAYA BERSAMA
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
(1
x 2 )
|
(3
: 28.000 x 8.500.000)
|
|||
A
|
6.000
|
1
|
6.000
|
1.821.429
|
B
|
5.000
|
2
|
10.000
|
3.035.714
|
C
|
4.000
|
3
|
12.000
|
3.642.857
|
15.000
|
28.000
|
8.500.000
|
||
D.
AKUNTANSI
PRODUK SAMPINGAN
Dalam
uraian tentang produk bersama telah dibahas mengenai bagaimana mengalokasikan
biaya bersama ke berbagai produk bersama. Dalam produk sampingan titik berat
pembahasannya adalah bagaimana memperlakukan pendapatan penjualan produk
sampingan tersebut. Alokasi produk bersama kepada produk utama dan produk
sampingan pada umumnya dianggap tidak perlu. Karena nilai produk sampingan
relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama. Ada beberapa metode untuk
mengalokasikan biaya bersama yang digunakan untuk memperlakukan produk
sampingan :
1. Metode
tanpa harga pokok yaitu metode yang tidak mencoba menghitung harga pokok produk
sampingan atau persediannya.
2. Metode
harga pokok yaitu metode yang mencoba mengalokasikan sebagian biaya bersama
kepada produk sampingan dan menentukan harga pokok persediaan produk atas dasar
yang dialokasikan tersebut.
1.
Metode-Metode Tanpa Harga Pokok
Berikut
ini diuraikan beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjualan produk
sampingan :
·
Pendapatan penjualan
produk sampingan diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha.
·
Pendapatan penjualan
produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan pendapatan penjualan produk
utama.
·
Pendapatan penjualan
produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
·
Pendapatan penjualan
produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi.
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan
sebagai Pendapatan di Luar Usaha. Pendapatan yang diperoleh dari
penjualan produk sampingan dikurangi dengan penjualan returnya dicatat dalam
rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada periode akhir periode
akhir akuntansi ditutup ke rekening Rugi Laba.
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang :
a.
Nilai produk
sampingannnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
b.
Penggunaan
metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang tidak sebanding dengan manfaat
yang diperoleh.
c.
Saat terpisahnya
produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan harga poko
produk sampingan kepada produk utama tidak mengakibatkan perbedaan yang
mencolok pada harga pokok produk utama.
Keberatan penggunaan
metode ini adalah
a. Apabila
pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan produk sampingan maka timbul
masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan.
b. Dapat
mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode yang
tepat.
c. Tidak
adanya pengawasan terhadap persediaan produk sampingan, sehingga hal ini
membuka kesempatan untuk terjadinya penggelapan terhadap produk sampingan tersebut.
d. Meskipun
nilai jual produk sampingan kecil,tetapi kalau pendapatan penjualannya
dilaporkan sebagai penghasilan di luar usaha.
Metode Nilai Pasar atau
Reversal Cost Method. Metode ini mencoba
menaksir biaya produk sampingan dengan titik tolak dari nilai pasarnya. Metode ini hampir sama dengan metode tanpa harga
pokok pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi, tetapi ada sedikit perbedaan, yaitu pada metode
tanpa harga pokok pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah
pendapatan penjualan produk sampingan yang sesungguhnya, sedangkan pada metode
nilai pasar yang dikurangkan adalah taksiran nilai produk sampingan.
Contoh
:
Perusahaan
XYZ memproduksi produk utama sebanyak 800 buah
dan produk sampingan sebanyak 100 buah. Produk sampingan
jika dijual akan laku sebesar Rp 400/buah. Biaya bersama yang dikeluarkan
sebanyak Rp1.500.000. hitunglah harga pokok utama dan produk sampingannya, jika
diketahui data yang lain sbb :
a. Taksiran
laba bruto adalah 10% dari pendapatan penjualan produk sampingan
b. Taksiran
biaya pemasaran adalah 5% dari pendapatan penjualan produk sampingan
c. Biaya
pengolahan produk sampingan setelah pemisahan sebesar Rp 10.000
Jawab :
KETERANGAN
PRODUK
|
PRODUK
UTAMA
|
PRODUK
SAMPINGAN
|
|||||
Biaya bersama
|
1.500.000
|
||||||
Taksiran
pendapatan penjualan produk sampingan (100 x Rp 400)
|
40.000
|
||||||
dikurangi
dengan :
|
|||||||
Taksiran
laba bruto (10% x penjualan )
|
4.000
|
||||||
Taksiran
biaya pemasaran (5% x harga penjualan )
|
2.000
|
||||||
Biaya
produk sampingan setelah pemisah
|
10.000
|
||||||
16.000
|
|||||||
Taksiran
biaya produk pada saat terpisah
|
24.000
|
||||||
Taksiran
biaya tambahan setelah produk sampingan terpisah dari produk utama
|
10.000
|
||||||
harga
pokok produk sampingan
|
34.000
|
||||||
nilai
produk sampingan yang harus dikurangkan dari biaya bersama (taksiran biaya
produk sampingan pada saat terpisah )
|
24.000
|
||||||
harga
pokok produk utama
|
1.476.000
|
||||||
harga
pokok produk utama per satuan
|
1.476.000
|
:
800
|
1.845
|
||||
harga
pokok produk sampingan per satuan
|
34.000
|
:
100
|
340
|
Metode
Harga Pokok
·
Metode
Biaya Pengganti
(Replacement Cost method)
Metode
ini biasanya digunakan dalam perusahaan yang produk sampingannya dipakai dalam
pabrik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yang diperhitungkan
dalam produk sampingan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti yang
berlaku dipasar. Jumlah ini kemudian dikreditkan pada rekening barang dalam
proses Biaya Bahan Baku, sehingga mengurangi biaya produksi produk utama.
Pengurangan biaya produksi produk utama ini akan mengakibatkan harga pokok per
satuan persediaan produk utama menjadi lebih rendah.
Contoh :
jumlah biaya produksi untuk 36.000
kg produk utama Rp 54.000
pendapatan penjualan produk utama
30.000xRp 6 Rp 180.000
biaya pengganti produk sampingan
yang digunakan dalam
pengolahan produk utama Rp 3.600
biaya pemasaran dan adm & umum Rp 8.000
persediaan akhir produk utama 6.000
Kg
buatlah laporan laba rugi dengan
metode biaya pengganti dalam perlakuan terhadap produk sampingan !
Jawab :
LAPORAN
LABA RUGI DENGAN METODE BIAYA PENGGANTI
|
||||
Pendapatan
penjualan produk utama
|
180.000
|
|||
harga
pokok penjualan :
|
||||
biaya
produksi (36.000 x Rp 1,5 )
|
54.000
|
|||
Dikurangi
: biaya pengganti produk sampingan
|
-3.600
|
|||
50.400
|
||||
Dikurangi:
persediaan akhir 6000 kg x Rp 1,4*
|
-8.400
|
|||
42.000
|
||||
Laba
bruto
|
138.000
|
|||
biaya
pemasaran dan administrasi & umum
|
-8.000
|
|||
Laba
bersih sebelum PPh
|
130.000
|
|||
*Rp
50.400 : 36.000
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya produk
bersama adalah biaya yang dikelurakan sejak saat mula-mula bahan baku diolah
sampai dengan saat berb agai macam produk dapat dipisahkan identitasnya
sedangkan produk sampingan adalah satu produk atau lebih yang nilai jualnya
relattif lebih rendah, yang di produksi bersama dengan produk yang lain yan g
nilai jualnya lebih tinggi. Jadi perbedaan produk bersama dengan produk
sampingan didasarkan pada nilai jual relatifnya
Daftar
Pustaka
Mulyadi.2010.Akuntansi
biaya.Yogyakarta:Ykpn
No comments:
Post a Comment